Dari Zaid bin Tsabit  berkata: Saya mendengar Rasulullah  bersabda:

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ، وَمَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَا اللهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَا رَاغِمَةٌ.

"Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya maka Allah akan mencerai beraikan urusannya, dan menjadikan kemiskinan di pelupuk matanya, dan tidak akan datang dunia melainkan apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barang siapa yang akhirat menjadi niatnya maka Allah akan menyatukan urusannya, dan menjadikan rasa kaya di hatinya, dan dunia akan mendatanginya sedangkan ia tidak diharapkan.” (HR. Ibnu Majah, kitab Zuhud, bab Hamm bidunya, no. 4105, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits Sahihah 950 dan dalam shahih jami' 5/351).
Dari Anas bin Malik  berkata: Rasulullah  bersabda:
مَنْ كَانَتِ اْلآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَجَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَلَهُ.

"Barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, Allah akan menjadikannya rasa kaya dalam hatinya, dan akan menjadikan rasa kaya dalam hatinya, dan akan menyatukan urusannya, dan dunia akan mendatanginya padahal ia tidak diharapkan. Dan barang siapa menjadikan dunia sebagai tujuannya maka Allah menjadikan kefakiran di antara pelupuk matanya, dan Dia akan mencerai beraikan persatuannya, dan dunia tidak akan datang padanya melainkan sekedar yang telah ditakdirkan padanya." (HR. Tirmidzi, kitab Shifatul Qiyamah, bab: Haddatsana Suwaid
Dari Abu Musa Al-Asy'ari , Rasulullah  bersabda:

مَنْ أَحَبَّ دُنْيَاهُ أَضَرَّ بِآخِرَتِهِ، وَمَنْ أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ، فَآثِرُوْا مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى.

"Barang siapa yang lebih mencintai dunianya maka akan membahayakan akhiratnya, dan barang siapa yang lebih mencintai akhiratnya maka akan membayakan dunianya. Maka hendaklah kalian mengutamakan sesuatu yang kekal dari pada sesuatu yang fana.” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim, Imam Mundziri menyebutkan dalam targhib wa tarhib no.4744: diriwayatkan oleh Ahmad dan perawinya terpercaya.” Al-Albani menyebutkan dalam Shahih Targhib wa Tarhib no. 3247: shahih lighairihi dan ia menyebutkan syahidnya dalam ahadits Shahihah, no.3287)


dadi kelingan mati... piye nek ngeneki..

Tidak ada komentar: