Pada zaman dahulu kala banget ada sebuah cerita dari daerah negeri persia ada seorang ibu yang bersemayam di kota persia dengan seorang anak laki laki yang bernama Grosir celana aladin kaos. Pada hari itu dijaman dahulu ada seorang laki laki yang mendatangi celana aladin yang waktu itu sedang bermain futsal dengan temannya yang bernama celana training. Laki laki itu menceritakan kepada aladin bahwa dia adalah keponakannya yang telah lama berpisah (sebenarnya laki laki itu bukanlah keponakannya hanya orang yang mengaku sebagai keponakan celana aladin).
laki laki pakde pakde tersebut meminta izin kepada ibunya untuk mengajak aladin keluar kota. Lalu berangkatlah mereka menuju keluar kota dan perjalanannya pun sangat jauh sehingga membuah aladin kelelahan dan meminta istirahat kepada pakde itu tapi malah dibentak. Kemudian si Celana aladin disuruh mencari kayu bakar dihutan dan bila tidak mau akan dijewer kupingnya. Semenjak terlihat kelakuan pakde itu celana aladin telah sadar dan mengerti bahwa pakde pakde itu bukanlah pakdenya aladin. Sekarang celana aladin mengetahui bahwa pakde pakde itu ternyata adalah seorang penyihir penghuni kurungan manuk. Setelah aladin mengumpulkan kayu bakar lalu pakde penyihir itu membaca mantra abrakadabra dan terdengar "mak klunting" tanahnya membelah dan berbentuk seperti goa.
Dalam sela goa tersebut terdapat anak tangga sampai ke bawah tanah. Lalu sang penyihir menyuruh turun "Ayo turun! Ambilkan aku l Tas unik dan antik yang berada di dasar goa itu", seru si penyihir. Celana Aladin berkata "Tidak, aku takut turun ke sana". Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada celana Aladin. Penyihir berkata"Ini adalah cincin ajaib, cincin ini akan melindungimu". Akhirnya Aladin menuruni tangga itu dengan perasaan takut. Setelah sampai di dasar ia menemukan pohon-pohon berbuah tas. Setelah buah tas dan celana yang ada di situ dibawanya, ia segera menaiki tangga kembali. Tetapi, pintu lubang sudah tertutup sebagian. "Cepat berikan tasnya !", seru penyihir. "Tidak ! tas ini akan kuberikan setelah aku keluar", jawab celana Aladin. Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar dan akhirnya "Brak!" pintu lubang ditutup oleh si penyihir lalu meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. "Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu, Tuhan, tolonglah aku !", ucap Aladin.
Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan. "Maafkan saya, karena telah mengagetkan Tuan", saya adalah peri tas kata raksasa itu. "Oh, kalau begitu bawalah aku pulang kerumah." "Baik Tuan, naiklah kepunggungku, kita akan segera pergi dari sini", ujar peri tas. Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya. "Kalau tuan memerlukan saya panggillah dengan menggosok tas Tuan."
Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. "Mengapa penyihir itu menginginkan tas kotor ini ya ?", kata Ibu sambil menggosok membersihkan lampu itu. "Syut !" Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri tas. "Sebutkanlah perintah Nyonya koyo nggon iklan jarfum kae lho bro", kata si peri tas. Aladin yang sudah pernah mengalami hal seperti ini memberi perintah,"kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami". Dalam waktu singkat peri tas membawa makanan yang lezat-lezat kemudian menyuguhkannya. "Jika ada yang diinginkan lagi, panggil saja saya dengan menggosok tas itu", kata si peri tas sambil memakai blangkon.
Demikian hari berganti, bulan, tahunpun berganti, Celana Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Celana Aladin sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja yang membawa tas elegant tapi murah hahaha di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja. "Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya". Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan Aladin. "Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku." Raja amat senang. "Wah..., anakmu pasti seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian dengan membawa serta putriku".
Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok tas ajaib dan meminta peri tas untuk membawakan sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian peri tas datang dengan Istana megah di punggungnya. "Tuan, ini Istananya". Esok hari sang Raja dan putrinya datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. "Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu ?", Tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua melaksanakan pesta pernikahan.
Nun jauh disana, si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual tas di depan Istana Aladin. Ia berteriak-teriak, "tukarkan tas lama anda dengan tas baru !". Sang permaisuri yang melihat tas ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya dengan tas baru. Segera si penyihir menggosok tas tersebut dan memerintahkan peri tas memboyong istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.
Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut. Lalu memanggil peri kolor dengan menggosok celana kolor ajaibnya dan bertanya kepadanya apa yang telah terjadi. "Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya kepadaku", seru Aladin. "Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri tas," ujar peri kolor. "Baik kalau begitu aku yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan aku kesana", seru celana Aladin. Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung. "Penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum bir", ujar sang Putri. "Baik, jangan kuatir aku akan mengambil kembali tas ajaib itu, kita nanti akan menang", jawab Aladin.
Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera menggosoknya. "Singkirkan penjahat ini", seru Aladin kepada peri tas. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi peri lampu langsung membanting penyihir itu hingga ko. "Terima kasih peri tas, bawalah kami dan Istana ini kembali ke Persia". Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir dari peri tas untuk membantu orang-orang tidak mampu dan kesusahan. sehingga negerinya menjadi negeriyang kaya dan sejahtera sepanjang masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar